A.
Kelebihan dan Kekurangan dari Masing – Masing Sektor Pertanian, Industri, dan
Jasa
Sektor - Sektor
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Sektor Pertanian
|
Memiliki elastisitas permintaan yang rendah, artinya harga
berubah berapapun orang akan tetep membeli produk pertanian.
|
Produksinya konstan, sangat sulit ditingkatkan dan memiliki
investasi yang mahal.
Persedian menjadi tidak continue,
padahal permintaan relatif tetap sepanjang tahun. Akibatnya
harga komoditas pertanian juga fluktuatif tergantung ketersediaannya
|
Sektor Industri
|
Merupakan salah satu penopang perekonomian bangsa karena
skala nya yang sangat besar, mengurangi pengangguran, transfer teknologi.
|
Investasi yang tinggi, dan sangat sensitif terhadap kondisi
makro seperti deflasi.
|
Sektor Jasa
|
Dapat meraih keuntungan tinggi dengan frekuensi aktivitas
yang lebih sering
|
Pada pasar persaingan sempurna, tiap orang akan
berkompetisi untuk menurunkan harga serendah mungkin, hal ini karena
elastisitas permintaan yang tinggi, atau saat harga berubah sedikit maka
permintaan akan berubah drastis .
|
B.
Pembangunan Tanpa Perubahan Struktur Ekonomi
Tidak
dapat terjadi, karena tanpa adanya struktur ekonomi, pembangunan tidak dapat
berjalan dengan semestinya dan terjadinya pembangunan
perlu struktur pembuat dan uang dalam perekonomian agar terciptanya pembangunan
yang baik. Selain itu, perubahan ekonomi suatu bangsa menjadi tolak ukur untuk
perubahan yang lebih baik lagi. Contohnya saja pembangunan skala kecil misal
saat kita membangun rumah untuk diri sendiri, satu-satunya yang berubah adalah
tanah tersebut dan uang yang kalian miliki dan tidak ada perubahan pada
struktur ekonomi secara keseluruhan.
C. Perubahan Struktur Ekonomi dalam Proses Pembangunan
Dalam
proses pembangunan akan terjadi perubahan struktur ekonomi di suatu negara.
Yang dimaksud dengan struktur ekonomi adalah pembagian dua bidang ekonomi.
Pertama, ada yang membaginya berdasarkan tiga sektor bidang yang
berbeda yaitu sektor pertanian, sektor industri, sektor jasa. Bidang kedua
berdasarkan sektor yang utama sampai dengan sektor pelengkap yaitu sektor
primer yang terdiri atas pertanian, kehutanan perikanan dan pertambangan;
sektor sekunder yang terdiri atas bidang pengangkutan dan perhubungan,
pemerintahan, perdagangan, dan jasa-jasa perseorangan.
Teori
perubahan struktural menitik beratkan pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi
yang dialami oleh Negara berkembang, yang semula lebih bersifat subsisten dan
menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur perekonomian yang
lebih modern dan didominasi oleh sector-sektor non primer.
Struktur
ekonomi akan mengalami perubahan dalam proses pembangunan ekonomi. Tulisan
A.G.B. Fisher dalam International Labour Review pada tahun 1935 telah
mengemukakan pendapat bahwa berbagai negara dapat dibedakan berdasarkan
persentase tenaga kerja yang berada di sektor primer, sekunder dan tersier.
Pendapat ini dibuktikan oleh Clark yang telah mengumpulkan data statistik
mengenai persentase tenaga kerja yang bekerja di sektor primer, sekunder dan
tersier di beberapa negara. Data yang dikumpulkannya itu menunjukkan bahwa
makin tinggi pendapatan per kapita suau negara, makin kecil peranan sektor
pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja. Akan tetapi sebaliknya, sektor
industri makin penting peranannya dalam menampung tenaga kerja.
Kuznets
menunjukan perubahan sumbangan berbagai sektor kepada produksi nasional,
sedangkan Chenery mengkhususkan analisisnya pada corak perubahan sumbangan
berbagi sektor dan industri-industri dalam sub-sektor industri pengolahan
kepada produksi nasional.
D.
Pembangunan yang Hanya Mengejar Pertumbuhan Tidak Menghiraukan Kelestarian
Lingkungan
Pembangunan adalah suatu rangkaian usaha terencana yang
dilakukan secara sadar oleh masyarakat dan pemerintah untuk mengubah keadaan
yang kurang baik menjadi lebih baik. Dalam mencapai tujuan pembangunan
tersebut, salah satu permasalahan yang kompleks selalu dihadapi oleh negara
maju maupun berkembang adalah masalah lingkungan hidup.
Pertambahan
penduduk yang cepat, makin lama makin meningkat hingga akhirnya memadati muka
bumi. Hal ini membawa akibat serius terhadap rentetan masalah besar yang
membentur keseimbangan sumber daya alam. Oleh sebab itu, pembangunan yang hanya
mengejar peertumbuhan dan tidak menghiraukan kelestarian lingkungan akan
berdampak buruk. Terlebih faktor demografi merupakan salah satu penyebab hutan
yang sedikit demi sedikit hilang dari pulau Jawa. Terkonsentrasinya pertumbuhan
penduduk di Pulau Jawa tentunya membutuhkan lahan permukiman bagi mereka yang
tinggal di tanah yang subur ini. Selain itu, berdirinya pabrik-pabrik pengusaha
dalam negeri sampai pabrik relokasi milik pengusaha asingpun ikut menambah
sesaknya polusi udara. Pencemaran air, udara, darat secara alngsung
menurunkan kualitas sumber daya alam sebagai akibat pembangunan industri dari
teknologi. Eksploitasi sumber daya alam mineral dan minyak bumi dilepas pantai
menyebabkan kerusakan sumber daya hayati di laut. Kondisi sosial budaya
masyarakat sekitar yang cenderung masih berladang dengan cara membuka atau
menebang hutan dan menjadikannya ladang baru juga ikut serta dalam menambah
penyebab kerusakan lingkungan alam.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar